Minggu, 21 Sep 2025
light_mode
Topik Terkini:
Beranda » Agenda Desa » Diskusi di Rengel: Saat Akademisi dan Praktisi Desa Duduk Satu Meja

Diskusi di Rengel: Saat Akademisi dan Praktisi Desa Duduk Satu Meja

  • account_circle Ahmad Adi Purwanto
  • calendar_month 8 menit yang lalu
  • visibility 21
  • comment 0 komentar

Tilikdesa.com Suasana Balai Kecamatan Rengel pada hari itu tidak seperti biasanya. Puluhan Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dari seluruh desa se-Kecamatan Rengel berkumpul, bukan untuk menerima arahan teknis dari pemerintah daerah atau sekadar mengikuti pelatihan rutin, melainkan untuk berdiskusi langsung dengan seorang akademisi sekaligus tokoh nasional, Prof Dr Zainudin Maliki(Sekretaris Eksekutif Strategic Policy Unit (SPU) Kemendesa dan PDT RI.

Momen ini terasa istimewa karena mempertemukan dua dunia yang selama ini sering berjalan sendiri-sendiri: lingkungan akademisi/teori dan dunia kebijakan. Dua kepentingan ini menjadi hal penting untuk dikolaborasikan dalam praktik di akar rumput. Yakni dalam rangka meningkatakan partisipasi Pembangunan desa yang lebih baik.  

Kehadiran Prof Zainudin bukan sekadar membawa wacana dari ruang kuliah atau hasil kajian akademik. Ia datang dengan kesadaran bahwa desa tidak bisa dipandang sebagai objek pembangunan semata, tetapi sebagai subjek utama yang mampu menyusun narasi dan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi sendiri.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat dan egaliter itu, ia menyampaikan pentingnya menguatkan peran BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi lokal, bukan hanya sebagai perpanjangan tangan program-program pusat. Menurutnya, BUMDes harus menjadi lembaga bisnis yang profesional, berbasis kebutuhan warga, dan mampu merespons tantangan zaman—terutama di era digital saat ini.

Para peserta diskusi merespons dengan antusias. Banyak Ketua BUMDes mengangkat persoalan yang selama ini menjadi hambatan pengembangan usaha di desa. Ada yang berbicara tentang minimnya akses permodalan, tidak jelasnya pembagian peran antara pemerintah desa dan pengelola BUMDes, hingga sulitnya membangun kepercayaan masyarakat terhadap unit usaha yang dijalankan. Tak sedikit pula yang menyuarakan kendala teknis: laporan keuangan yang tidak standar, rendahnya kemampuan manajerial pengurus, hingga sulitnya menjangkau pasar di luar wilayah mereka.

Delegasi pengurus KDMP juga menyampaikan sulitnya menjalankan koperasi desa. Mereka menyampaikan betapa masih banyak potensi lokal yang belum tergarap maksimal karena lemahnya sinergi antar-elemen desa. Seringkali, program-program pemberdayaan terjebak dalam rutinitas administratif tanpa dampak nyata ke masyarakat.

Dalam konteks ini, kehadiran akademisi seperti Prof Zainudin membawa energi baru: bahwa data, riset, dan pendekatan ilmiah bisa menjadi senjata ampuh untuk membuat intervensi pembangunan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

Yang menarik dari diskusi ini bukan hanya materi yang disampaikan, melainkan cara Prof Zainudin memposisikan dirinya. Ia tidak datang sebagai dosen yang mengajar, tetapi sebagai pendengar yang ingin memahami. Ia membuka ruang dialog, bukan ceramah satu arah. Sikap ini membuat para pelaku desa merasa dihargai, didengarkan, dan diakui sebagai pemilik pengetahuan lokal yang sah. Sebuah sikap yang jarang dijumpai dalam relasi antara pusat dan daerah, apalagi antara akademisi dan pelaku lapangan.

Dari diskusi ini, satu pelajaran penting dapat ditarik: kemajuan desa bukan hanya soal dana atau proyek, melainkan soal pertemuan gagasan. Ketika orang-orang yang mengerti teori duduk bersama dengan mereka yang bergulat langsung dengan realitas, maka lahirlah pemahaman yang utuh dan solusi yang kontekstual. Desa tidak perlu diajari dari atas, melainkan difasilitasi untuk tumbuh dari dalam.

Maka, diskusi di Rengel harus dilihat sebagai contoh baik yang bisa direplikasi. Akademisi dari berbagai bidang seharusnya lebih sering turun ke desa, membangun dialog yang jujur dan sejajar dengan para praktisi. Pemerintah daerah pun perlu menjadikan forum semacam ini sebagai agenda tetap, bukan sekadar kegiatan insidental. Dengan begitu, sinergi antara ilmu dan aksi benar-benar bisa terwujud.

Kita semua paham bahwa membangun desa bukan perkara mudah. Tapi jika diskusi seperti ini terus dilangsungkan—di mana para pengambil kebijakan, pemikir, dan pelaku lapangan bertemu dan berbagi pandangan secara setara—maka jalan panjang menuju desa mandiri dan sejahtera bisa dipersingkat. Rengel telah memulai langkah baik itu. Kini saatnya wilayah lain mengikuti. (*)

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Dari Ladang ke Lumbung: Desa Pilar Ketahanan Pangan

    Dari Ladang ke Lumbung: Desa Pilar Ketahanan Pangan

    • calendar_month Sab, 30 Agu 2025
    • account_circle M Nanang Widodo
    • visibility 129
    • 0Komentar

    Tilikdesa.com – Dari ladang yang digarap dengan cangkul sederhana hingga lumbung yang menyimpan harapan di musim paceklik, desa adalah denyut nadi ketahanan pangan Indonesia. Di tengah arus modernisasi dan urbanisasi yang terus menggerus ruang hidup agraris, desa tetap menjadi benteng terakhir yang menjaga ketersediaan pangan bagi jutaan rakyat. Ketika kota sibuk dengan konsumsi, desa sibuk […]

  • Musdesus Desa Banjaragung: Sinergi Warga dan Pemerintah Wujudkan Ketahanan Pangan

    Musdesus Desa Banjaragung: Sinergi Warga dan Pemerintah Wujudkan Ketahanan Pangan

    • calendar_month Rab, 17 Sep 2025
    • account_circle Ahmad Adi Purwanto
    • visibility 182
    • 0Komentar

    Tilikdesa.com – Pemerintah Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel, menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) pada Rabu (15/09/25. Sebagai forum penetapan tematik pembangunan desa tahun anggaran 2026. Dalam musyawarah yang berlangsung di Balai Desa dan dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, tema Ketahanan Pangan resmi ditetapkan sebagai arah pembangunan desa ke depan. Penetapan ini menjadi tonggak penting dalam upaya […]

  • Pahami Dana Desa, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengelolanya dengan Bijak?

    Pahami Dana Desa, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mengelolanya dengan Bijak?

    • calendar_month Rab, 27 Agu 2025
    • account_circle Msb
    • visibility 158
    • 0Komentar

    Pemerintah Indonesia melalui program Dana Desa memberikan anggaran yang cukup besar kepada setiap desa di seluruh Indonesia. Dana ini diberikan untuk mendanai berbagai kegiatan pembangunan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Namun, agar Dana Desa dapat memberikan manfaat maksimal, pengelolaannya perlu dilakukan dengan sangat hati-hati dan terencana. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana […]

  • Program Pemberdayaan Masyarakat Desa, Mengubah Desa Menjadi Mandiri

    Program Pemberdayaan Masyarakat Desa, Mengubah Desa Menjadi Mandiri

    • calendar_month Rab, 27 Agu 2025
    • account_circle Msb
    • visibility 152
    • 0Komentar

    Pemberdayaan masyarakat desa merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan nasional. Dalam konteks desa, pemberdayaan masyarakat adalah proses di mana masyarakat diberi kemampuan dan kepercayaan untuk mengelola sumber daya mereka sendiri, meningkatkan kapasitas diri, dan memperbaiki kualitas hidup mereka. Program pemberdayaan masyarakat desa memiliki dampak besar, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Artikel ini […]

  • Koperasi Desa Merah Putih: Membangun Kemandirian dari Akar Rumput

    Koperasi Desa Merah Putih: Membangun Kemandirian dari Akar Rumput

    • calendar_month Ming, 31 Agu 2025
    • account_circle Sukanto ST
    • visibility 120
    • 0Komentar

    Tilikdesa.com – Di tengah keterbatasan akses modal, pasar, dan informasi, sekelompok warga desa memutuskan untuk membangun sistem ekonomi alternatif yang berakar pada nilai gotong royong, kemandirian, dan keberlanjutan. Mereka percaya bahwa kekuatan sejati terletak pada solidaritas komunitas dan kemampuan untuk mengelola sumber daya lokal secara mandiri. Melalui Kemenderian desa, pemerintah desa diberikan kewenangan untuk mendirikan […]

  • Desa Tumbuh Bersama Tradisi: Menyulam Masa Depan Lewat Warisan Leluhur

    Desa Tumbuh Bersama Tradisi: Menyulam Masa Depan Lewat Warisan Leluhur

    • calendar_month Jum, 12 Sep 2025
    • account_circle Ruslan
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Tilikdesa.com – Desa merupakan ruang hidup yang menyimpan kekayaan budaya, nilai-nilai sosial, dan pengetahuan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dalam konteks pembangunan, desa sering kali dipandang sebagai entitas yang tertinggal dan perlu “dipercepat” agar sejajar dengan kota. Namun, pendekatan seperti ini kerap mengabaikan kekuatan utama desa: tradisi dan kearifan lokal. Justru di sinilah letak […]

expand_less